Pages

Selasa, 09 Oktober 2012

Menghubungkan Perhitungan Biaya Berbasis Aktivitas dengan Analisis Profitabilitas Pelanggan




Biaya berbasis aktivitas atau Activity Based Costing (ABC) merupakan sistem penentuan biaya yang membebankan biaya ke objek biaya seperti produk atau jasa berdasarkan aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya. Aktivitas disini dapat berupa kejadian, tugas, atau unit kerja yang memiliki tujuan tertentu. Jadi, dengan sistem ABC biaya akan dihitung pada masing-masing aktivitas dan dibebankan ke objek biaya berdasarkan konsumsi dari aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa.
ABC memusatkan perhatiannya pada biaya tidak langsung (indirect cost). Hal ini karena biaya tidak langsung merupakan biaya yang sulit untuk ditelusuri terhadap objek biaya. Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut disebut drivers. Sebuah driver sumber daya (resource driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang berbeda. Driver aktivitas (activity driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya aktivitas ke produk, pelanggan, atau objek biaya akhir.
ABC sangat berguna, karena dapat memberikan wawasan yang sangat berarti bagi manajemen, terutama berkaitan dengan penentuan harga yang pantas berdasarkan spesifikasi produk yang dihasilkan perusahaan, sehingga penghematan dapat terjadi karena pengurangan kompleksitas.
Tujuan penerapan ABC didalam sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan akurasi nilai yang dialokasikan kedalam sebuah produk. Dengan ABC ini pembebanan / pengalokasian biaya kedalam produk akan menjadi lebih jelas dan lebih adil (fair). ABC akan sangat berguna didalam sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan fasilitas bersama-sama. ABC tidak bermanfat jika diterapkan didalam perusahaan yang melakukan proses produksi masal (misalnya pabrik tahu memproduksi tahu)
Tahapan dalam Merancang ABC
1.      Mengidentifikasi Objek Biaya yang Dipilih
Tahap pertama dalam merancang ABC adalah mengidentifikasi objek biaya. Objek biaya disini bisa berupa produk atau jasa, pelanggan, dan lain sebagainya.
2.      Mengidentifikasi Biaya dan Aktivitas
Selanjutnya perlu untuk mengidentifikasi biaya dan aktivitas. Proses identifikasi biaya terdiri dari identifikasi biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengen objek biaya yang dipilih. Biaya-biaya tersebut dapat diperoleh dari rekening buku besar atau bagan rekening yang perusahaan miliki.
3.      Membebankan Biaya Tidak Langsung ke Aktivitas
Setelah dilakukan identifikasi biaya dan analisis aktivitas, biaya-biaya tidak langsung dialokasikan ke pusat biaya aktivitas dengan menggunakan driver sumber daya (resources driver). Sehingga biaya-biaya tidak langsung tersebut akan dikelompokan atau dipusatkan dalam pusat biaya aktivitas.
4.      Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya
Setelah biaya-biaya tidak langsung dikelompokan atau dipusatkan dalam pusat biaya aktivitas, selanjutnya pusat biaya aktivitas tersebut dibebankan ke objek biaya yang dipilih menggunakan driver aktivitas (activity driver).
5.      Menghitung Jumlah Biaya dari Objek Biaya dengan Menambahkan Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Setelah membebankan biaya tidak langsung ke objek biaya, selanjutnya ditambahkan dengan biaya langsung untuk objek biaya tersebut sehingga diperoleh jumlah biaya untuk objek biaya yang dihitung

Customer Profitability Analysis
Customer Profitability adalah cara cermat untuk memberikan pelayanan kepada konsumen dengan memperhatikan untung rugi perusahaan. Analisanya disebut sebagai customer profitability analysis. Dalam analisa ini dihitung revenue (pendapatan) yang dilakukan oleh seorang customer sepanjang dia menjadi pelanggan produk perusahaan itu (lifetime value of customer). Kemudian estimasi revenue ini dibandingkan dengan biaya akuisisi (customer acquisition cost) dan juga biaya pemeliharaan supaya pelanggan loyal (maintenance cost). Jika potensi revenue lebih tinggi, berarti pelanggan itu menguntungkan. Namun jika lebih rendah, maka pelanggan itu tidak memberikan sumbangan profit bagi perusahaan.
Analisa Customer Profitability memberikan informasi yang penting bagi perusahaan untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Analisa ini akan membantu anda menentukan:
Ø  Berapa banyak pelanggan anda yang menguntungkan bagi perusahaan
Ø  Seberapa tergantungnnya perusahaan anda terhadap pelanggan yang menguntungkan tersebut
Ø  Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk pelanggan yang menguntungkan tersebut
Ø  Biaya untuk melayani pelanggan tersebut termasuk iklan, maketing, administrasi dan layanan after sales
Ø  Pelanggan yang mana yang menjadi target dari kompetitor anda

Dengan CPA perusahaan bisa menganalisa kemungkinan profitabilitas pelanggan menjadi lebih relevan untuk pelayanan, selain itu CPA juga penting untuk mengetahui profitabilitas pelanggan melalui identifikasi biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan jenis pelanggan atau pelanggan spesifik untuk mampu meningkatkan suatu profitabilitas keseluruhan.
Dan untuk memperbaiki semua itu perusahaan bisa menganalisa mana profit yang mrnguntungkan dan tidak menguntungkan bagi perusahaan yang dimana profit yang tidak menguntungkan bisa menguntungkan bagi perusahaan dengan menjalin komunikasi yang lebih baik kepada customer, menampung aspirasi customer (kritik dan saran) menjadi feedback bagi perusahaan, dengan adanya kritik dan saran maka perusahaan bisa memperbaiki apa saja kekurangan yang ada dalam perusahaan tersebut sehingga dapat lebih dalam memuaskan pelanggan, selain itu bisa menciptakan produk-produk yang lebih berkualitas yang bisa memuaskan para pelanggan, kemudian dari segi harga juga masuk dalam semua kalangan.
Dalam analisis profitabilitas pelanggan ini dihitung revenue (pendapatan) yang dilakukan oleh seorang customer sepanjang dia menjadi pelanggan produk perusahaan itu (lifetime value of customer). Kemudian estimasi revenue ini dibandingkan dengan biaya akuisisi (customer acquisition cost) dan juga biaya pemeliharaan supaya pelanggan loyal (maintenance cost). Jika potensi revenue lebih tinggi, berarti pelanggan itu menguntungkan. Namun jika lebih rendah, maka pelanggan itu tidak memberikan sumbangan profit bagi perusahaan.

Job Costing dan Strateginya


Job Costing merupakan sistem kalkulasi biaya berdasarkan pesanan dimana biaya yang dikumpulkan akan dibebankan ke unit produksi. Kunci dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job costing) adalah biaya suatu pekerjaan berbeda dari pekerjaan lainnya, dan harus tetap ditelusuri secara terpisah.
Pendekatan Costing
1.      Costing Aktual :
Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak langsung aktual dikalikan aktivitas konsumsi aktual
2.      Costing Normal :
Biaya tidak langsung didasarkan pada tarif biaya tak langsung yang dianggarkan dikalikan aktivitas konsumsi actual.
Karakteristik perusahaan yang menggunakan job costing adalah :
1.      Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan.
2.      Biaya produksi digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3.      Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4.      Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai beban pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.
5.      Beban pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Manfaat dari penggunaan job costing bagi pihak manajemen adalah :
1.      Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pelanggan.
2.      Mempertimbangkan dalam hal menerima atau menolak pesanan.
3.      Memantau realisasi biaya produksi.
4.      Menghitung laba atau rugi dari tiap pesanan.
5.      Menentukan beban pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca.
Langkah – langkah dalam perhitungan job costing yaitu :
1.      Identifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai obyek biaya
Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, maka harus diidentifikasi pekerjaan sesuai dengan obyek biaya.
2.      Identifikasi biaya langsung pekerjaan
Dalam mengidentifikasi biaya manufaktur, yang dikategorikan menjadi biaya manufaktur langsung yaitu bahan baku langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung.
3.      Pilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan
Biaya manufaktur tidak langsung adalah biaya – biaya yang diperlukan untuk menjalankan suatu pekerjaan namun tidak dapat dilacak langsung ke pekerjaan tertentu.
4.      Identifikasi biaya tidak langsung yang terkait dengan setiap dasar alokasi biaya
Alokasi tunggal berdasarkan jam kerja tenaga manufaktur langsung dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya manufaktur tidak langsung bagi produk.
5.      Hitung tarif per unit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan.
6.      Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke pekerjaan
Biaya tidak langsung dari suatu pekerjaan dihitung dengan mengalihkan kuantitas aktual dari setiap dasar alokasi biaya (satu dasar alokasi untuk setiap pool) yang terkait dengan pekerjaan itu dengan tarif biaya tidak langsung dari setiap dasar alokasi biaya.
7.      Hitung biaya total pekerjaan dengan menambahkan seluruh biaya langsung dan tidak langsung yang dibebankan ke pekerjaan.
Seluruh biaya yang terkait seperti manufaktur langsung yang meliputi bahan baku langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung, serta biaya manufaktur tidak langsung.

Persamaan Proses Costing dan Job Costing adalah tujuan utama kedua sistem tersebut membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhad produk dan memberikan mekanisme perhitungan biaya per unit.
Perbedaan Job Costing dan Proses Costing
No
Proses Costing
Job Costing
1
Hanya ada satu jenis produk yang diproduksi secara kontinyu dan dalam jangka panjang.
Dapat memisahkan BB, TKL ke setiap job. Setiap job memiliki karakteristik yg berbeda
2
Biaya diakumulasikan per departemen.

BB&TKL dibebankan langsung ke HP Produksi
Biaya dikumpulkan untuk setiap pekerjaan.
BB&TKL dibebankan langsung ke HP Produksi sedangkan BOP dibebankan dengan tarif yang ditentukan di departemen
3
Laporan produksi per departemen menjadi dokumen sumber yang menunjukkan pengumpulan biaya per departemen.
Kartu biaya adalah dokumen sumber yang digunakan untuk mengendalikan pekerjaan berdasarkan kartu biaya.
4
Biaya per unit dihitung per departemen berdasarkan laporan produksi per departemen.
Biaya per unit dihitung untuk setiap pekerjaan berdasarkan kartu biaya.

Manajemen Biaya






Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan suber-sumber yang diperlukan oleh organisasi. Sistem manajemen biaya terdiri atas semua alat-alat, teknik-teknik, dan metode-metode yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem manajemen biaya. Sistem manajemen biaya terintegrasi menunjukkan adanya saling hubungan dengan elemen-elemen sistem lainnya yaitu : (1) sistem desain dan pengembangan, (2) sistem pembelian dan produksi, (3) sistem pelayanan konsumen, dan (4) sistem pemasaran dan distribusi.
Sistem Manajemen Biaya didasarkan atas beberapa konsep dasar yaitu :
1.      Konsep Nilai Tambah
Adalah konsep yang menjelaskan bahwa perusahaan harus berusaha melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dengan efisiensi bernilai sempurna dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.
2.      Konsep Akuntansi Aktivitas
Adalah proses pengumpulan dan pelacakan kinerja keuangan dan operasional mengenai aktivitas-aktivitas signifikan perusahaan dan penyediaan umpan balik antara hasil-hasil sesungguhnya dengan yang direncanakan serta penentuan tindakan koreksi jika diperlukan. Activity-based costing (ABC) adalah metodologi untuk mengukur biaya dan kinerja aktivitas, sumber-sumber, dan obyek biaya.
3.      Konsep Biaya Target
Adalah biaya berbasis pasar yang dihitung dengan menggunakan harga pasar yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar yang ditentukan terlebih dahulu. Biaya target = Harga pasar untuk mencapai pangsa pasar – Laba diharapkan. Penentuan biaya target adalah alat manajemen untuk mengurangi biaya selama daur hidup produk tertentu.
Tujuan-tujuan Sistem Manajemen Biaya dapat digolongkan menjadi empat bidang sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasikan biaya aktivitas
2.      Menentukan efisiensi, efektivitas, dan ekonomi aktivitas-aktivitas
3.      Menyempurnakan kinerja masa depan
4.      Mencapai ketiga tujuan tersebut bersama-sama dalam lingkungan perubahan teknologi
Manfaat Sistem Manajemen Biaya membantu manajemen untuk : (1) Merencanakan dan mengendalikan organisasi, (2) Meningkatkan keterlacakan biaya, (3) Mengoptimumkan kinerja daur hidup, (4) Membuat keputusan, (5) Manajemen investasi, (6) Mengukur kinerja, (7) Mendukung otomasi dan filosofi pemanufakturan
Prinsip-prinsip biaya mencakup keharusan Sistem Manajemen Biaya untuk : (a) mengidentifikasikan biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah, (b) melacak secara langsung biaya aktivitas tidak bernilai tambah, (c) melacak secara langsung biaya signifikan pada tujuan pelaporan biaya, (d) menentukan pusat biaya untuk setiap kelompok aktivitas homogeny, (e) meningkatkan keterlacakan biaya dengan menggunakan system ABC, (f) mengembangkan driver biaya untuk menunjukkan sebab-akibat aktivitas dan biaya, (g) mengumpulkan biaya daur hidup produk, (h) membebankan biaya teknologi, (i) membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya target, (j) menggunakan biaya efektif (cost-effective) untuk pengendalian internal.
Prinsip-prinsip pengukuran kinerja mengharuskan Sistem Manajemen Biaya untuk mengukur kinerja : (a) selaras dengan tujuan organisasi, (b) aktifitas-aktifitas signifikan, (c) untuk meningkatkan visibilitas driver biaya, (d) yang mencakup aktivitas keuangan dan bukan keuangan.
Prinsip-prinsip manajemen investasi mengharuskan Sistem Manajemen Biaya untuk : (a) mengkaji usulan investasi secara seksama, (b) membuat keputusan investasi secara konsisten dengan tujuan organisasi, (c) mengevaluasi keputusan investasi dengan menggunakan criteria ganda, (d) mempertimbangkan resiko-resiko investasi, (e) melacak aktivitas-aktivitas setiap peluang investasi, (f) mendukung pengurangan atau pengeliminasian aktivitas tidak bernilai tambah, dan (g) mendukung pencapaian biaya target.
Elemen-elemen manajemen biaya mencakup : [1] Lingkungan pemanufakturan maju, [2] Just-in-time (JIT), [3] Total quality management (TQM), [4] Activity-based management (ABM), [5] Akuntansi aktivitas (AA), [6] Activity-based costing (ABC), [7] Pengukuran kinerja, dan [8] Manajemen Investasi.

Senin, 09 Juli 2012

Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen


Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen


Akuntansi adalah Proses pencatatan (recording), penggolongan (classifying), pengikhtisaran (summarizing) dan pelaporan (reporting) data keuangan (financial data) dari suatu perusahaan untuk kemudiaan dilakukan analisis/interpretasi (interpreting). Suatu sistem yang memberikan informasi yang kuantitatif mengenai bisnis-bisnis    ekonomi, terutama sifat-sifat keuangan, yang ditujukan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan pengambil keputusan melakukan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi Manajemen adalah proses pengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi/keuangan, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi manajemen yang menggunakan informasi tersebut di mana titik sentralnya untuk pihak-pihak di dalam organisasi/perusahaan.
Akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok manajemen: perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan.
Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan keuangan seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut aktivitas, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban dan laporan biaya mutu (quality cost report), laporan biaya daur hidup produk ( product-life-cycle cost ), biaya penambah dan bukan penambah (value-and non-value-added cost ), laporan biaya pemasaran.
Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama pada tahap analisis konsekuensi setiap alternatif yang mungkin dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Hal ini memungkinkan manajemen melakukan pengambilan keputusan untuk memilih alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan.


Jadi prinsip akuntansi manajemen:     
1.      Membantu  manajer menjalankan peran mereka dalam melakukan kegiatan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
2.      Informasi akuntansi  manajemen untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, dan untuk mengevaluasi kinerja

Perbandingan Antara Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajemen
Sebagai salah satu sistem pengolahan informasi keuangan, akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.   
a)      Akuntansi Keuangan
1.      Bagian dari akuntansi yang mengolah dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan mengenai posisi keuangan dan hasil operasi bisnis.
2.      Pengembangan dan pemakaian informasi akuntansi yang menggambarkan posisi keuangan yang sesungguhnya dan hasil operasi perusahaan.
3.      Akuntansi keuangan berhubungan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pengguna eksternal, seperti kreditur,investor dan pemasok.
4.      Laporan keuangan meliputi : neraca,laporan laba-rugi dan laporan perubahan posisi keuangan.
b)     Akuntansi Manajemen
1.      Bagian dari akuntansi yang mengolah dan memberikan informasi kepada manajer dalam suatu organisasi, membantu dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengawasan.
2.      Mengembangkan dan menginterpretasikan informasi akuntansi tertentu sesuai dengan kebutuhan manajemen perusahaan. Atau proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, persiapan, interpretasi dan pemberitahuan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk menyusun perencanaan, melakukan evaluasi dan kontrol dalam suatu organisasi.
Akuntansi yang berkaitan dengan penyediaan informasi bagi para manajer internal yang ditugasi mengarahkan, merencanakan, mengendalikan operasi dan pengambilan keputusan-keputusan manajemen.
 

Blogger news

Blogroll

Clock

About

Blogger Tricks