Filosofi Manajemen Audit
1.1
Audit
Manajemen
Audit
manajemen adalah suatu teknik yang meliputi berbagai bidang yang
luas tentang prosedur, metode penilaian, kelayakan dan pendekatan-pendekatan.
Pemeriksaan manajemen dirancang untuk menganalisis, menilai, meninjau ulang dan
menimbang hasil kerja perusahaan dibandingkan dengan standar yang telah
ditentukan atau pedoman yang ditentukan oleh perusahaan. Tujuan dari
pemeriksaan manajemen adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas
perusahaan (Alexander Hamilton Institute, 1986:1).
Menurut Arens dan Loebbecke
(2003:12) Audit
manajemen adalah evaluasi terhadap seluruh prosedur dan metode
organisasi perusahaan, dalam tujuan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan
efektivitas perusahaan.
Menurut Carmichael dan John Wilingham
(Auditing Concepts and Methods : A Guide to Current Auditing Theory and
Practise, 1996:625) manajemen
audit adalah suatu penelaahan sistematis terhadap aktivitas suatu
organisasi tertentu dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan tertentu dengan
maksud untuk menilai kegiatan, mengidentifikasi berbagai kesempatan untuk
perbaikan, mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Pengertian audit manajemen menurut Alejandro
R Gorospe yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal dalam bukunya Audit
Manajemen Kontemporer (2000 : 2) adalah : “Audit manajemen adalah suatu teknik
yang secara teratur dan sistematis digunakan untuk menilai efektifitas unit
atau pekerjaan dibandingkan dengan standar perusahaan dan industry, dengan
menggunakan petugas yang ahli dengan lingkup objek yang di analisis, untuk
menyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan, dan keadaan yang
membutuhkan perbaikan di temukan .”
Sementara itu, menurut Sukrisno
Agoes dalam bukunya Auditing (pemeriksaan akuntan) oleh KAP (2004: 175)
dikemukakan bahwa: “Audit manajemen, disebut juga operasional audit, audit
fungsional, audit sistem, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi
suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang
telah ditentukan manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut
sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.”
1.2
Terminologi Audit Manajemen
Pentingnya Manajemen Audit menurut
pendapat Theo Haiman dalam bukunya,
Professional Management yang dikutip oleh Ramanathan (1990:292) berkaitan
dengan munculnya kebutuhan akan management audit: Modern Auditing saat ini
penekanannya lebih pada pada pemeriksaan internal yang digunakan untuk
mengevaluasi efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hal ini dilakukan
secermat mungkin agar area-area kelemahan bisa diidentifikasi, untuk kemudian
ditunjukkan kepada manajemen, dan selanjutnya ditawarkan rekomendasi untuk
mempercepat proses perkembangan manajemen. Management audit merupakan konsep
yang digunakan untuk maksud tersebut. Management audit digunakan untuk
memastikan seberapa baik manajemen, baik dalam hubungan eksternalnya dengan
pihak luar maupun efisiensi internalnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap
smoothness organisasi, mulai dari level teratas sampai level terbawah. Dengan
demikian, hampir setiap aspek manajemen diperiksa, dan rekomendasi yang
ditawarkan diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan profitabilitas (Batra,
1997). Management audit muncul karena kebutuhan akan penilaian yang independen
atas kinerja manajemen pada berbagai level, termasuk level top manajemen
(Ramanathan, 1990:292).
Sedikit perhatian yang diberikan kepada auditing tipe ini.
Sedikit perhatian yang diberikan kepada auditing tipe ini.
Management audit pertama kali dikenal di
United Kingdom pada tahun 1932, ketika T.G. Rose, yang dikenal lewat bukunya
yang berjudul The Management Audit, mengajukan konsep ini lewat makalah yang
dia presentasikan kepada Institute of Industrial Administration. Selanjutnya,
konsep ini memperoleh perhatian yang lebih besar di USA (Batra, 1997).
Management audit dianggap sebagai sebuah fenomena saat ini yang berasal dari
audit keuangan eksternal, audit operasional internal dan konsultasi manajemen.
Kebutuhan akan audit terhadap manajemen, termasuk direktur, muncul sebagai
akibat dari pemisahan antara pemilik dengan pengendalian perusahaan, yang
merupakan ciri dari perusahaan modern saat ini (Burrowes dan Persson, 2000).
Operasi-operasi organisasi meningkat dari segi volume dan kompleksitas.
Masalah-masalah manajerial yang muncul menimbulkan tekanan-tekanan baru pada
level manajemen yang lebih tinggi.
1.3
Tujuan Audit Manajemen
a)
Penilaian atas
pengendalian
Berhubungan dengan pengendalian
administrasi (administrative control) pada suatu perusahaan, yang bertujuan
untuk menentukan apakah pengendalian yang ada telah memadai dan terbukti
efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
b)
Penilaian
atas pelaksanaan
Auditor mengumpulkan informasi untuk
menentukan apakah kegiatan perusahaan telah berjalan secara efektif dan
efisien.
c)
Memberikan
bantuan kepada manajemen
Dengan jalan memberikan rekomendasi
perbaikan yang diperlukan oleh perusahaan. Dan sebagai seorang auditor untuk
membantu manajemen harus memahami dahulu prinsip-prinsip manajemen yang
diterapkan dan fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, staffing,
leading, dan controlling.
1.4
Manfaat
Audit Manajemen
a) Mengevaluasi
tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur dari struktur organisasi yang
belum ditentukan sebelumnya.
b) Mengevaluasi
kriteria pengukuran pencapaian tujuan organissasi dan penilaian prestasi
manajemen.
c) Secara
independen dan objektif menilai prestasi individual dan kegiatan unit
organisasi tertentu.
d) Menilai
efisiensi, efektivitas, dan kehematan sistem perencanaan dan pengendalian
manajemen.
e) Menemukan
atau mengidentifikasi masalah organisasi yang timbul dan jika mungkin
menentukan penyebabnya.
f) Menilai
atau meyakini reliabilitas dan manfaat berbagai laporan pengendalian manajemen
1.5
Ruang Lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit manajemen meliputi
seluruh aspek kegiatan audit manajemen . Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh
kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program /aktifitas
yang dilakukan . priode audit juga berfariasi . biasa untuk jangka waktu satu
munggu , beberapa bulan , satu tahun bahkan beberapa tahun , sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai .
Audit manajemen ini melihat :
Audit manajemen ini melihat :
a) Kriteria
efektifitas, efisiensinya yang digunakan sebagai asersi suatu standar sehingga
standar- standar dapat diberlakukan guna mengurangi risiko yang ada.
Keefektifitasan dan efisiennya suatu perusahaan hendaknya juga melihat dari
keamanan para pekerja, bagaimana perusahaan itu juga memperhatikan pekerjanya
guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
b) Causes
sebagai asersi suatu tindakan, hal yang menjadi tindakan yang serius pada kasus
tersebut, perusahaan kurang memperhatikan keselamatan para pegawai sehingga
diperlukan inspeksi dengan mendeteksi risiko dengan cara mengawasi para buruh
ditempat kerja.
c) Effect
sebagai asersi atas hasil suatu tindakan, dengan memberlakukan standar dapat
mengurangi kecelakaan bagi para pekerja serta memperbaiki risiko, masalah
pelanggaran.
Dari hasil kesimpulan tujuan Criteria,
Causes, dan Effect dapat memberi masukan untuk mengurangi kecelakaan pekerja
dan mendeteksi masalah, yang juga memberlakukan standar.
1.6
Prinsip Dasar Audit Manajemen
Ada tujuh prinsip dasar yang harus
diperhatikan auditor agar manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik, meliputi
:
a) Audit
dititik beratkan pada objek audit yang berpeluang dapat diperbaiki.
Prinsip ini mengarahkan audit pada
berbagai kelemahan manajemen baik dalam bentuk operasional yang berjalan tidak
efisien dan pencapaian tujuan yang tidak efektif maupu kegagalan perusahaan
dalam menerapkan berbagai ketentuan dan peraturan serta kebijakan yang
ditetapkan
b) Prasyarat
penilaian terhadap kegiatan objek audit
Audit merupakan prasyarat yang harus
dilakukan sebelum penilaian dilakukan.
c) Pengungkapan
dalam laporan mengenai temuan-temuan yang bersifat positif
Memberikan penilaian objektif terhadap
objek yang diaudit.
d) Identifikasi
individu-individu yang bertanggung jawab atas kekurangan-kekurangan yang
terjadi.
Hal ini penting karena dengan mengetahui
individu-individu tersebut, akan lebih dalam dapat digali permasalahannya dan
penyebab terjadinya kelemahan tersebut, sehingga tindakan koreksi yang akan
dilakukan akan menjadi lebih cepat dan tepat.
e) Penentuan
tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab.
Walaupun auditor tidak berkewenangan
memberi sanksi, tetapi auditor dapat memberikan pertimbangan sanksi yang tepat
yang akan diberikan pada pihak yang bertanggung jawab.
f) Pelanggaran
hukum.
Walaupun bukan tugas utama seorang
auditor melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran hokum, auditor harus segera
melaporkan temuan pelangaran.
g) Penyelidikan
atau pencegahan kecurangan.
Apabila terjadi kecurangan atau (fraud),
maka auditor harus member perhatiandan penyelidika yang lebih dalam terhadap
hal tersebut, diharapkan kecurangan tidak terjadi lagi.
1.7
Tahap-Tahap Audit Manajemen Menurut
Ahli
A. Menurut
Hamilton
(1986:5)
Definisi ruang lingkup pekerjaan
Management audit bisa dilakukan dalam lingkup yang umum dan audit akan meliputi
suatu penilaian terinci atas tiap-tiap aspek operasional organisasi. Management
audit juga bisa dilakukan atas suatu masalah tertentu untuk mencari bukti-bukti
yang menjadi penyebabnya serta merekomendasikan tindakan koreksi tertentu.
Perencanaan, persiapan dan organisasi Ketika suatu lingkup pekerjaan sudah
ditentukan, tim audit akan membuat suatu tindakan perencanaan atas pelaksaanaan
pekerjaan. Perencanaan meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan dan
estimasi waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap tahap pekerjaan. Tiap
sumber bukti yang berkaitan dengan area yang diperiksa harus dianalisa secara
mendalam dan terus diperbaharui.
a) Pengumpulan fakta dan dokumentasi
informasi terbaru.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan area lingkup pekerjaan yang ditentukan. Data bisa diperoleh dari surat menyurat, kebijakan dan prosedur, serta semua informasi informal lainnya yang bisa diperoleh secara langsung dari karyawan lewat wawancara.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan area lingkup pekerjaan yang ditentukan. Data bisa diperoleh dari surat menyurat, kebijakan dan prosedur, serta semua informasi informal lainnya yang bisa diperoleh secara langsung dari karyawan lewat wawancara.
b) Riset dan analisa.
Tahap
ini merupakan tahap yang paling penting dalam proses management audit. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan bukti dan fakta-fakta yang dianggap penting
dalam mendukung laporan akhir yang akan diserahkan kepada top manajemen.
c) Laporan.
Tahap
ini meliputi ringkasan atas pekerjaan yang dilakukan, gambaran mengenai ruang
lingkup pekerjaan, rincian mengenai temuan-temuan utama dan diskusi mengenai
alternatif-alternatif yang dapat digunakan top manajemen untuk mengurangi
permasalahan yang ada.
B. Menurut
Leo
Herbert yang dikutip oleh Agoes (1996:176)
Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan). Tujuan dari survey pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek organisasi, kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.
Prelimenary Survey (Survei Pendahuluan). Tujuan dari survey pendahuluan adalah untuk mendapatkan informasi umum dan latar belakang, dalam waktu yang relatif singkat, mengenai semua aspek organisasi, kegiatan, program, atau sistem yang dipertimbangkan untuk diperiksa, agar dapat diperoleh pengetahuan atau gambaran yang memadai mengenai objek pemeriksaan.
a) Review and Testing of Management
Control System (Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen).
Tahap
ini dimaksudkan untuk mendapatkan bukti-bukti mengenai ketiga elemen dari
tentative audit objective (tujuan pemeriksaan sementara), yaitu criteria,
causes dan effects, dengan melakukan pengetesan terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen dan untuk
memastikan bahwa bukti-bukti yang diperoleh dari perusahaan adalah kompeten
jika audit diperluas dalam detailed examination (pengujian terinci). Criteria
merupakan standar yang harus dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan,
causes adalah tindakan-tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku, dan
effects adalah akibat dari tindakan-tindakan menyimpang dari standar yang
berlaku.
b)
Detailed
Examination (Pengujian Terinci)
Pada
tahap ini auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, kompeten, material
dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan
manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-penyimpangan
terhadap criteria dalam firm audit objective (tujuan pemeriksaan yang pasti),
dan bagaimana effects dari penyimpangan-penyimpangan tersebut dan besar
kecilnya effects tersebut yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
c)
Report
Development (Pengembangan Laporan)
Temuan
audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran dan harus direview oleh
audit manager sebelum didiskusikan dengan auditee. (sebaiknya secara tertulis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar